Ketika
saya sedang main dengan teman-teman saya ke Gramedia di Solo Square, saya
pertama kali melihat buku ini. walau sampulnya terlihat tidak begitu menarik,
tapi saya langsung terpaku pada nama pengarangnya, Kak Orizuka. Yang merupakan
salah satu penulis yang saya gandrungi, dan saya nantikan tulisan-tulisannya.
Sebenarnya
saya tahu kalau Kak Orizuka sudah menerbitkan buku baru, tapi berhubung saat
itu pikiran saya hanya bergumul tentang kenaikan saya ke kelas 3 SMA, saya
menyangsikan untuk bisa membeli novel baru. Jadi saat saya melihatnya di
tumpukan buku baru, saya sengaja tidak memegangnya karena takut tergoda. Lebih
baik nanti pinjam di tempat komunitas baca saya.
Teman
saya sampai heran, dan malah mengambilkan buku itu dan menunjukkannya pada saya,
“Lah, ini ada Orizuka baru. Kamu nggak beli?” Aku hanya menggeleng kecut sambil
melenggang ke rak buku pelajaran. Saya harus serius.
Sampai
hari ini, saya akhirnya berhasil juga membaca buku itu setelah banyak sekali
tugas dan ulangan yang memaksa saya vakum dari dunia fiksi.
Dan
saya mengangkat jempol saya tinggi-tinggi untuk buku terbaru kak Ori ini, yang
berjudul 4R.
Memang,
seperti biasa Kak Ori menyusun ceritanya dengan baik, runut, dan menarik.
Konfliknya jelas dan lucu. Ringan, untuk teman baca disela-sela membuat laporan
Kimia tentang Titik Beku. Seperti biasa juga, karakter yang diciptakan Kak Ori
selalu kuat dan lugas. Karakter kuat itulah yang saya kurang temukan pada
penulis-penulis lain baru-baru ini. jadi, setelah sekian lama menunggu karya
yang ringan untuk dibaca, juga menarik dan membuat saya jatuh bangun, saya suka
sekali dengan cerita The Chronicles of Audy : 4R ini.
Tentang Regan, yang ganteng dan
suka memperalat. Romeo si pengangguran pemalas yang bisa bayar listrik dengan
uangnya sendiri, Rex yang adorable, genius juga tipe idaman saya (dalam cerita
dia seumuran dengan saya), dan Rafael, balita yang suka baca majalah Playboy.
Dan Audy yang
memiliki karakter kuat dan ceria, yang selalu hadir dalam setiap karya Kak Ori.
Sekarang saya tahu kenapa Kak Ori suka sekali dengan karakter seperti Jingga,
Kana, Audy, Dena, yang berisik dan ceria. Karena karakter seperti itulah yang
membuat cerita menjadi manis, dengan celetukannya yang sembarangan, lucu, dan
terkadang terlalu jujur.
Karakter seperti
inilah yang saya suka dari karya Kak Ori. Tapi, saya berharap Kak Ori bisa
mencoba membuat karakter baru seperti Song Eun Jo di Cinderella Step’s Sister,
mungkin saja bisa membuat jantung saya copot kalau-kalau Kak Ori benar-benar
membuat karakter seperti itu. Oh ya, karakter Park Jae In dalam Oppa And I,
belum terlalu sadis.
Dalam 4R ini, terus
terang saya paling suka karakter Rex. Bukan karena hal dia ganteng dan Ice
Prince, tapi saya melihat kalau karakter Rex-lah yang selama ini selalu membuat
saya adorable. Saya sedikit banyak mirip seperti Rex, walau tidak judes dan
saya banyak omong. Tapi, teman-teman saya selalu berpendapat kalau saya ini
sinis dan ‘jleb’ kalau sedang bicara. Dan karakter Rex ini membuat saya sadar,
bahwa sedikit banyak saya harus introspeksi diri saya sebelum saya berbuat
banyak kesalahan. Mengingat banyak sekali sakit hati yang diterima Audy saat
Rex berkomentar. Saya tidak mau memiliki banyak musuh ditahun terakhir saya
memakai seragam putih abu.
Kembali ke novel,
begini, tapi saya menyadari bahwa Kak Ori mempunyai sedikit kelemahan dalam
segi cerita. Saya tahu, bahwa kesamaan adegan atau cerita kadang tidak
disengaja, atau cerita itu terlalu pasaran/sinetron. Karya Kak Ori lebih ke
opsi yang kedua, seperti sinetron. Seperti yang Kak Ori perlihatkan pada Fate.
Tapi, semua itu
kandas. Kalau melihat kuatnya karakter Kak Ori. Seperti kata teman diskusi
saya, cerita boleh mirip, tapi ke orisinilan karakter itulah yang menjadi daya
tarik tersendiri. Dan hal ini yang menjadi kelebihan semua novel Kak Ori. Hal
tersebutlah yang selalu membuat saya bertanya-tanya ‘Kak Orizuka ada yang baru
nggak?’ pada teman komunitas baca saya.
Saya benar-benar suka
dengan cerita Audy dengan 4R. Saya suka karakter mereka. Saya berharap seri
selanjutnya bisa lebih menarik, walaupun saya sedikit banyak bisa menebak
cerita lanjutannya. Yah, walaupun saya rasa tidak terlalu akurat.
Sinopsis The
Chronicles of Audy : 4R
Audy Nagisa adalah
mahasiswa telat lulus dari Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada yang sedang berjuang untuk
skripsinya. Tapi ada-ada saja yang menghalangi dirinya menyelesaikan
sekolahnya. Mulai dari orang tuanya yang katanya terlalu bodoh atau lugu hingga
selalu tertipu jika ingin membuka bisnis baru, mulai dari perkebunan jagung dan
peternakan ayam yang ternyata hanya investasi bodong, dan membuat keluarga Audy
bangkrut. Padahal Audy masih memiliki adik laki-laki yang masih butuh biaya
sekolah yang banyak, dan satu-satunya cara agar Audy bisa bangkit dari
kemiskinan ini hanyalah lulus dan mencari pekerjaan. Namun, karena keterbatasan
biaya, apalagi kedua orang tuanya baru saja ditipu (lagi), membuat Audy harus
menunggak uang kuliah dan kos selama 3 bulan.
Hal tersebut memaksa Audy
untuk mau tidak mau mencari pekerjaan. Dan terdamparlah ia dirumah 4R, yang
berantakan bagaikan baru saja diserang teroris. Yang awalnya ditawari jadi
seorang babysitter, Audy malah terjebak dengan kontrak karena buru-buru tanda
tangan kontrak bahkan sebelum di membaca semua isi kontraknya karena saking
senangnya kalau gajinya dapat dibayar dimuka.
Kini Audy malah
menjadi pembantu dirumah 4R itu. Yang berisi 4 orang cowok yang memiliki sifat
aneh-aneh tapi sangat ganteng. Regan yang ganteng tapi jago memperalat dan
sangat perhitungan. Romeo, pemalas yang sehari-hari hanya main games dan mandi
hanya seminggu sekali, tapi punya otak yang cerdas. Rex, si jenuis yang dingin
yang ternyata memiliki kesamaan dengan Audy. Dan si bungsu Rafael, yang
sepertinya dewasa belum waktunya.
Pada awalnya Audy
merasa tidak kuat harus menghadapi manusia-manusia aneh ini. Sampai suatu saat,
Audy terpaksa harus tinggal bersama mereka berempat, hidup bersama mereka
berempat, dan menjadi bagian dari mereka berempat.
Audy jadi ingin lebih
mengenal mereka berempat, ingin menjadi bagian dari mereka berempat, dan malah
menemukan banyak makna setelah dia tinggal cukup lama dengan mereka. Memahami
mereka yang ditinggal mati kedua orang tuanya, dan cintanya yang harus bertepuk
sebelah tangan pada Regan karena alasan yang rumit dan menyakitkan.
Bagaimana dia
menyadari bahwa keluarga merupakan hal yang paling berharga didunia. Bagaiman
dia menyadari bahwa orang tuanya juga sangat menyayanginya walaupun bodoh,
lugunya tidak ketulungan. Menyadari bahwa setidaknya kita harus punya hal yang
ingin kita lindungi didunia ini.
Notes :
Sekarang saya jadi berniat beli buku ini,
karena sekarang saya hanya modal minjam dulu, hehe.
No comments :
Post a Comment