Friday, December 13, 2013

4R ; The Chronicles of Audy



                

        Ketika saya sedang main dengan teman-teman saya ke Gramedia di Solo Square, saya pertama kali melihat buku ini. walau sampulnya terlihat tidak begitu menarik, tapi saya langsung terpaku pada nama pengarangnya, Kak Orizuka. Yang merupakan salah satu penulis yang saya gandrungi, dan saya nantikan tulisan-tulisannya.
                Sebenarnya saya tahu kalau Kak Orizuka sudah menerbitkan buku baru, tapi berhubung saat itu pikiran saya hanya bergumul tentang kenaikan saya ke kelas 3 SMA, saya menyangsikan untuk bisa membeli novel baru. Jadi saat saya melihatnya di tumpukan buku baru, saya sengaja tidak memegangnya karena takut tergoda. Lebih baik nanti pinjam di tempat komunitas baca saya.
                Teman saya sampai heran, dan malah mengambilkan buku itu dan menunjukkannya pada saya, “Lah, ini ada Orizuka baru. Kamu nggak beli?” Aku hanya menggeleng kecut sambil melenggang ke rak buku pelajaran. Saya harus serius.
                Sampai hari ini, saya akhirnya berhasil juga membaca buku itu setelah banyak sekali tugas dan ulangan yang memaksa saya vakum dari dunia fiksi.
                Dan saya mengangkat jempol saya tinggi-tinggi untuk buku terbaru kak Ori ini, yang berjudul 4R.
                Memang, seperti biasa Kak Ori menyusun ceritanya dengan baik, runut, dan menarik. Konfliknya jelas dan lucu. Ringan, untuk teman baca disela-sela membuat laporan Kimia tentang Titik Beku. Seperti biasa juga, karakter yang diciptakan Kak Ori selalu kuat dan lugas. Karakter kuat itulah yang saya kurang temukan pada penulis-penulis lain baru-baru ini. jadi, setelah sekian lama menunggu karya yang ringan untuk dibaca, juga menarik dan membuat saya jatuh bangun, saya suka sekali dengan cerita The Chronicles of Audy : 4R ini.
                Tentang Regan, yang ganteng dan suka memperalat. Romeo si pengangguran pemalas yang bisa bayar listrik dengan uangnya sendiri, Rex yang adorable, genius juga tipe idaman saya (dalam cerita dia seumuran dengan saya), dan Rafael, balita yang suka baca majalah Playboy.
Dan Audy yang memiliki karakter kuat dan ceria, yang selalu hadir dalam setiap karya Kak Ori. Sekarang saya tahu kenapa Kak Ori suka sekali dengan karakter seperti Jingga, Kana, Audy, Dena, yang berisik dan ceria. Karena karakter seperti itulah yang membuat cerita menjadi manis, dengan celetukannya yang sembarangan, lucu, dan terkadang terlalu jujur.
Karakter seperti inilah yang saya suka dari karya Kak Ori. Tapi, saya berharap Kak Ori bisa mencoba membuat karakter baru seperti Song Eun Jo di Cinderella Step’s Sister, mungkin saja bisa membuat jantung saya copot kalau-kalau Kak Ori benar-benar membuat karakter seperti itu. Oh ya, karakter Park Jae In dalam Oppa And I, belum terlalu sadis.
Dalam 4R ini, terus terang saya paling suka karakter Rex. Bukan karena hal dia ganteng dan Ice Prince, tapi saya melihat kalau karakter Rex-lah yang selama ini selalu membuat saya adorable. Saya sedikit banyak mirip seperti Rex, walau tidak judes dan saya banyak omong. Tapi, teman-teman saya selalu berpendapat kalau saya ini sinis dan ‘jleb’ kalau sedang bicara. Dan karakter Rex ini membuat saya sadar, bahwa sedikit banyak saya harus introspeksi diri saya sebelum saya berbuat banyak kesalahan. Mengingat banyak sekali sakit hati yang diterima Audy saat Rex berkomentar. Saya tidak mau memiliki banyak musuh ditahun terakhir saya memakai seragam putih abu.
Kembali ke novel, begini, tapi saya menyadari bahwa Kak Ori mempunyai sedikit kelemahan dalam segi cerita. Saya tahu, bahwa kesamaan adegan atau cerita kadang tidak disengaja, atau cerita itu terlalu pasaran/sinetron. Karya Kak Ori lebih ke opsi yang kedua, seperti sinetron. Seperti yang Kak Ori perlihatkan pada Fate.
Tapi, semua itu kandas. Kalau melihat kuatnya karakter Kak Ori. Seperti kata teman diskusi saya, cerita boleh mirip, tapi ke orisinilan karakter itulah yang menjadi daya tarik tersendiri. Dan hal ini yang menjadi kelebihan semua novel Kak Ori. Hal tersebutlah yang selalu membuat saya bertanya-tanya ‘Kak Orizuka ada yang baru nggak?’ pada teman komunitas baca saya.
Saya benar-benar suka dengan cerita Audy dengan 4R. Saya suka karakter mereka. Saya berharap seri selanjutnya bisa lebih menarik, walaupun saya sedikit banyak bisa menebak cerita lanjutannya. Yah, walaupun saya rasa tidak terlalu akurat.

Sinopsis The Chronicles of Audy : 4R
Audy Nagisa adalah mahasiswa telat lulus dari Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada yang sedang berjuang untuk skripsinya. Tapi ada-ada saja yang menghalangi dirinya menyelesaikan sekolahnya. Mulai dari orang tuanya yang katanya terlalu bodoh atau lugu hingga selalu tertipu jika ingin membuka bisnis baru, mulai dari perkebunan jagung dan peternakan ayam yang ternyata hanya investasi bodong, dan membuat keluarga Audy bangkrut. Padahal Audy masih memiliki adik laki-laki yang masih butuh biaya sekolah yang banyak, dan satu-satunya cara agar Audy bisa bangkit dari kemiskinan ini hanyalah lulus dan mencari pekerjaan. Namun, karena keterbatasan biaya, apalagi kedua orang tuanya baru saja ditipu (lagi), membuat Audy harus menunggak uang kuliah dan kos selama 3 bulan.
Hal tersebut memaksa Audy untuk mau tidak mau mencari pekerjaan. Dan terdamparlah ia dirumah 4R, yang berantakan bagaikan baru saja diserang teroris. Yang awalnya ditawari jadi seorang babysitter, Audy malah terjebak dengan kontrak karena buru-buru tanda tangan kontrak bahkan sebelum di membaca semua isi kontraknya karena saking senangnya kalau gajinya dapat dibayar dimuka.
Kini Audy malah menjadi pembantu dirumah 4R itu. Yang berisi 4 orang cowok yang memiliki sifat aneh-aneh tapi sangat ganteng. Regan yang ganteng tapi jago memperalat dan sangat perhitungan. Romeo, pemalas yang sehari-hari hanya main games dan mandi hanya seminggu sekali, tapi punya otak yang cerdas. Rex, si jenuis yang dingin yang ternyata memiliki kesamaan dengan Audy. Dan si bungsu Rafael, yang sepertinya dewasa belum waktunya.
Pada awalnya Audy merasa tidak kuat harus menghadapi manusia-manusia aneh ini. Sampai suatu saat, Audy terpaksa harus tinggal bersama mereka berempat, hidup bersama mereka berempat, dan menjadi bagian dari mereka berempat.
Audy jadi ingin lebih mengenal mereka berempat, ingin menjadi bagian dari mereka berempat, dan malah menemukan banyak makna setelah dia tinggal cukup lama dengan mereka. Memahami mereka yang ditinggal mati kedua orang tuanya, dan cintanya yang harus bertepuk sebelah tangan pada Regan karena alasan yang rumit dan menyakitkan.
Bagaimana dia menyadari bahwa keluarga merupakan hal yang paling berharga didunia. Bagaiman dia menyadari bahwa orang tuanya juga sangat menyayanginya walaupun bodoh, lugunya tidak ketulungan. Menyadari bahwa setidaknya kita harus punya hal yang ingin kita lindungi didunia ini.

Notes :
Sekarang saya jadi berniat beli buku ini, karena sekarang saya hanya modal minjam dulu, hehe.

No comments :

Post a Comment